Jumaat, 31 Ogos 2012
Khamis, 14 Jun 2012
Coretan Lamunan
Saban hari waktu,
Melihat ia berdetik,
Masih lagi aku ini,
Dalam kemilau noda,
Coretan pada bait ini,
Lemah bagai kaki,
Kaki yang baru bertatih,
Bertatih jatuh rebah.
Sungguh ia bergelodak,
Kadang sunyi sepi,
Berayun dalam lamunan,
Sehingga sebak telah berlalu.
Masihkah punya waktu,
Menanti saat depan nanti,
Adakah kental dalam diri,
Berdepan diri sendiri.
Ke garisan sana nanti,
Bersama sahabat yang lain,
Tersenyum bila terpandang,
Kelibat susuk noda ini.
Oh... pimpin lah daku,
Bersama mengharung denai,
Denai yang telah lama,
Lama sudah disusuri.
TintaresaM
Sabtu, 26 Mei 2012
Adalah sudah lama tidak menjengah ke ruangan nukilan ini. Mungkin juga aku sibuk atau sengaja menyibukkan diri ini. Banyak juga yang mendatang namun tiada mengalir tinta mengisi ruang yang tandus ini. Sengaja aku luangkan masa untuk mencoret sekata dua dalam ruangan ini agar nampak adanya ia hidup dan terus bergerak.
Atau banyak coretanku yang aku leraikan tandannya di ruangan dinding mukabuku ku dan ia terkadang ada yang berjangkit ke ruangan ini. Terlalu banyak yang bermain dalam fikian ini lantas coretannya bercampur aduk sehingga menjadi tunggang terbalik jika mengalir semuanya dalam tinta yang mungkin nanti akan tumpah menjadi perhatian mata orang yang sudi membaca.
Banyak lagi yang belum dicoretkan menjadi sebuah coretan jambangan naluri dan luahan hati dan mungkin suatu hari berirama dalam petikan bait-bait lagu mereka yang punya jiwa irama yang derianya sering berpetik, bertepuk, bertiup, atau tergerak lalu menjadi harmoni dan lebih bermakna atau menikam jiwanya yang menghayati mungkin kena dengan derianya.
Kena gaya pada turun naiknya perasaan dalam nukilan gurindam dan puisi yang beralun mungkin bersama emosi yang berdenyut-denyut bersama sayu tangisan, gumbira tawa, tempikan baran, damai senyum, atau apa saja alunan perasaan yang sedang mengusik naluri.
Atau banyak coretanku yang aku leraikan tandannya di ruangan dinding mukabuku ku dan ia terkadang ada yang berjangkit ke ruangan ini. Terlalu banyak yang bermain dalam fikian ini lantas coretannya bercampur aduk sehingga menjadi tunggang terbalik jika mengalir semuanya dalam tinta yang mungkin nanti akan tumpah menjadi perhatian mata orang yang sudi membaca.
Banyak lagi yang belum dicoretkan menjadi sebuah coretan jambangan naluri dan luahan hati dan mungkin suatu hari berirama dalam petikan bait-bait lagu mereka yang punya jiwa irama yang derianya sering berpetik, bertepuk, bertiup, atau tergerak lalu menjadi harmoni dan lebih bermakna atau menikam jiwanya yang menghayati mungkin kena dengan derianya.
Kena gaya pada turun naiknya perasaan dalam nukilan gurindam dan puisi yang beralun mungkin bersama emosi yang berdenyut-denyut bersama sayu tangisan, gumbira tawa, tempikan baran, damai senyum, atau apa saja alunan perasaan yang sedang mengusik naluri.
Selasa, 17 Januari 2012
SENANDUNG LAGU DUNIA
bersenandung lagu,
gemersik bak benua,
menari dalam irama,
yang mencari dunia.
lagu nan merdu,
siapa yang empunya,
dendang bagai bersama,
mengusik semua deria.
ungkapan nan sendu,
tekaan yang bertanya,
cubaan dalam terima,
tiada akan dipersia.
lelah aku terhidu,
yakin dalam percaya,
menjawab yang pertama,
harapku dapat bersedia.
6.33 PM
17012012
Langgan:
Catatan (Atom)